Kehadiran kendaraan bermotor buatan Tiongkok yang harganya terbilang murah di pasar Indonesia bisa menimbulkan tanda tanya bagi para pecintai otomotif: Apakah sebenarnya mobil asal Jepang yang beredar di tanah air ini dipatok dengan harga yang lebih tinggi dari nilai seharusnya?
Pertanyaan itu muncul lantaran mobil Jepang umumnya memiliki harga yang lebih tinggi daripada mobil Cina dalam segmen serupa. Namun, apakah sebenarnya mobil Jepang yang dipatok terlalu mahal atau justru mobil Cina yang dihargai terlampau rendah?
1. Kendaraan asal China ditawarkan dengan harga lebih terjangkau dan fasilitas yang banyak.
Jika kita membandingkannya secara langsung, mobil asal Tiongkok benar-benar memberikan kesan yang luar biasa. Dengan harga sekitar Rp300–400 juta, kendaraan seperti Wuling, Chery, atau MG mampu menyuguhkan berbagai fitur maju seperti atap panoramis, kursi dengan pengaturan listrik, kamera 360 derajat, hingga sistem pendukung berkendara setengah otomatis (ADAS).
Pada saat bersamaan, mobil Jepang dalam range harga tersebut sering kali hanya menyediakan fasilitas dasar seperti kamera belakang reguler, pendingin udara berbasis digital, serta kontrol kecepatan Cruise Control. Oleh karena itu, bila dilihat dari speknya, kendaraan-kendaraan asal Tiongkok nampak lebih canggih jika disandingkan dengan mobil Jepang sekelas. Inilah alasan mengapa beberapa orang merasa bahwa mobil Jepang memiliki banderol harga yang cukup tinggi.
2. Sebab harga mobil Jepang lebih tinggi
Walaupun kelihatan lebih pricey, mobil asal Jepan masih kukuh dalam hati para pembeli di Indonesia. Salah satunya disebabkan oleh reputasinya mengenai ketahanan. Kendaraan bermotor dari Negeri Sakura ini telah menjamur di negeri kita selama beberapa dekade dan ternyata tangguh, mudah untuk dipelihara, serta memiliki masa pake yang cukup lama.
Di samping itu, merek Jepang seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, Suzuki, Daihatsu, dan sebagainya telah mengembangkan jaringan purnajual yang luas ke berbagai pelosok wilayah. Banyak bengkel resminya mudah dijumpai, suku cadangnya tersedia dalam jumlah banyak, serta para mekaniknya sudah ahli dalam perbaikan kendaraan. Ini semua menambah rasa percaya diri bagi pelanggan.
Belum termasuk fakta bahwa mobil Jepang terkenal memiliki nilai jual kembali yang tetap. Banyak orang rela membeli mobil Jepang baru dengan keyakinan bahwa dalam tiga hingga lima tahun mendatang, harga jual kendaraannya akan tetap tinggi dibandingkan dengan mobil Cina yang kadang nilainya langsung merosot.
3. Masih merasa mobil Jepang terlalu mahal?
Jika membahas tentang harga versus fitur, mobil buatan Jepang kelihatannya agak mahal. Namun, jika kita pertimbangkan aspek tambahan seperti ketahanan, mudahnya perawatan, jaringan pasca-penjualan, dan tingkat penyusutan nilainya, maka harga mobil Jepang tampak lebih rasional.
Meskipun mobil dari China memiliki harga yang lebih terjangkau serta dilengkapi dengan banyak fitur, kendaraan-kendaraan ini masih perlu menunjukkan ketahanan dan kemampuannya. Di samping itu, merek otomotif asal Tiongkok yang telah masuk ke pasar Indonesia tetap harus mengonfirmasi kelancaran pasokan suku cadangnya dan merintis pembentukan jaringan penjualan resmi mereka.
Terakhir, keputusan berada di tangan pembeli mobil. Ingin mendapatkan teknologi mutahir dengan biaya terjangkau? Kendaraan asal Tionga dapat menjadi opsi yang menggiurkan. Memilih kenyamanan dalam jangka waktu lama serta layanan perbaikan yang tersebar luas? Merk otomotif dari Jepang tetap menjadi favorit utama.